10 Feb 2018

Kisah Penulis Muda (1)



1. Percakapan Penyair Seasal
“Kamu dari SMA mana?” Setelah agak lama saling berdiam diri, Bhea Gronjol bertanya. “Oh, ya namamu siapa tadi.”
            Gagah betul. Penuh percaya diri, begini seharusnya penulis itu, Randhy Bangkin terkagum dalam hati.
            “Randhy. Randhy Bangkin. SMA 2 Sungaikeras. Angkatan 2008.”
            “Wah SMA 2 Sungaikeras. Aku pernah tuh punya pacar juga di sana. Sekira tahun 2009.”
            “Oh ya, siapa namanya?”

            “Dea. Dea Fitrian. Kakak kelasmu. Sering dikira cowok karena namanya.”
            “Dea yang rumahnya dekat pertigaan yang ada pos polisi?”
            “Iya, yang dari pertigaan belok kiri, rumahnya yang ada pohon durian besar.”
            “Asu, kenal bangetlah...”
            “Nah itu, kami pacaran setengah tahunanlah. Dia benar-benar mampu memberi energi puitis buatku. Ada banyak sajak-sajak awalku yang terinspirasi darinya.”
            “Kapan itu kalian pacaran?”
            “Ya itu tadi, sekira pertengahan tahun 2009-lah.”
            “Anjing betul. Dia itu juga pacarku. Puisi-puisiku yang kau bilang paling lumayan tadi itu terinspirasi dari dia. Lihat persembahannya: DF. Aku juga pacaran pas semester ganjil..”
            “Woi kampang.. Itu sih pas kami jadian juga! Kita diduain, Boy...”

2. Gus
Seorang kawan yang dalam sebuah acara sastra mendapat kesempatan bertemu dengan Gus Tf Sakai, penyair, cerpenis, novelis asal Sumatera Barat. Kawan ini cukup mengikuti karya-karya Sastawan asal payakumbuh ini. Bertemu Gus Tf tentu tidak disia-siakan. Dalam satu momen si kawan berhasil mengajak Gus Tf ngobrol.
Beberapa waktu kemudian di teman datang dengan muka lesu.
“Gus Tf gak asyik. Dingin orangnya...”
            “Dingin gimana?” tanya saya.
            “Aku nanya-nanya kurang direspon. Aku sudah puji-puji karyanya, “Aku suka Tambo, novelmu itu loh Gus.” Terus saya bilang, “saya ingin belajar menulis prosa sama sampean, Gus.”
            “Sebentar, kamu memanggilnya pakai Gus saja?”
            “Lha iya, dia Gus kan? Gus Tf Sakai!”
            “Taek. Ya dia tersinggunglah dipanggil nama sama bocah macam situ. Gus itu namanya, Gus Tf Sakai. Itu nama lengkap, ingat. Kamu kira gus layaknya Gus Mus ya? Atau imbuhan-imbuhan sok keren kalian ke Gus Muh atau Gus Mulyadi? Gus itu nama depannya, bukan gelar kehormatan.”

Tidak ada komentar: